Topics Kripto

Bagaimana Masa Depan Bitcoin? (2023)

Pemula
Kripto
Bitcoin
24 de ago de 2023

Secara umum, Bitcoin dan mata uang kripto perlahan-lahan mulai mendapatkan pengakuan publik. Saat ini, ada lebih dari 20.000 mata uang kripto dan kita tidak dapat memprediksi jumlahnya dalam beberapa tahun ke depan. Setelah lebih dari satu dekade sejak kemunculannya, bagaimana arah masa depan Bitcoin? 

Berikut yang kita ketahui: Bitcoin memiliki masa depan yang cerah. Sejauh ini, Bitcoin adalah mata uang kripto terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, dan oleh karena itu, merebut tahta kripto Bitcoin akan membutuhkan upaya yang sangat besar. Namun, seberapa besar Bitcoin bisa berkembang? Apakah Bitcoin bisa mewujudkan adopsi arus utama? Meski hanya waktu yang bisa menjawab, ada beberapa tanda yang menggembirakan.

Poin Penting:

  • Menjelang halving Bitcoin yang diperkirakan terjadi pada bulan April 2024, BTC akan menjadi lebih langka, sehingga harganya berpotensi naik ke level rekor. 

  • Terlepas dari dominasi Bitcoin di pasar, berbagai mata uang kripto seperti Ethereum dan Sui, merupakan rival potensial bagi kepentingan investor. 

Sejarah Bitcoin

Industri keuangan tidak memiliki sejarah yang menyenangkan di tahun 2009. Faktanya, itu adalah tahun terjadinya krisis kredit dan penurunan ekonomi global pada akhir tahun 2000-an. Di masa itu, jatuhnya pasar menghantui dan membawa malapetaka bagi sebagian besar wilayah dunia. 

Ada banyak alasan yang menyebabkan terjadinya krisis kredit tersebut, tetapi tanpa membahasnya di sini, dapat dikatakan bahwa peristiwa itu mengakibatkan krisis kepercayaan pada sistem perbankan tradisional. Pada tanggal 3 Januari 2009, tajuk utama The Times mengatakan bahwa Menteri Keuangan Inggris, Alistair Darling, sedang berada di “jurang bailout bank kedua.”

Setelah lebih dari satu dekade, pengamat biasa mungkin menganggap bahwa itu hanyalah tajuk biasa, atau hanyalah tajuk lain yang menyoroti kekacauan luar biasa yang dialami industri keuangan pada waktu itu. Tanggal 3 Januari 2009 adalah hari Sabtu, dan seperti biasanya, pada hari itu, The Times dijual di Inggris seharga £1,50, atau sekitar $2. Situs web di bawah ini mencantumkan semua salinan surat kabar yang diketahui dari tanggal tersebut. Menurut informasi yang tersedia, hanya ada tujuh salinan surat kabar terverifikasi, di mana harga surat kabar lengkapnya mencapai $ 1,3 juta. Jadi, mengapa tajuk ini penting dalam sejarah Bitcoin? 

Blok Genesis

Berlawanan dengan pandangan tidak menguntungkan yang dimiliki oleh industri keuangan lebih besar pada tahun 2009, industri kripto mempunyai perspektif yang sama sekali berbeda. Sejatinya, itu adalah tahun nol bagi kripto. Pada tanggal 3 Januari 2009, pencipta Bitcoin ilusif dengan nama samaran Satoshi Nakamoto menambang 50 bitcoin pertama, sekaligus menandai lahirnya mata uang kripto pertama yang layak di dunia. 

Pada koin pertama yang ditambang, tertanam di blok genesis yaitu tajuk, “Kanselir berada di jurang bailout bank kedua.” Dengan kata lain, ini adalah referensi langsung terkait alasan di balik pembuatan Bitcoin. Di tengah ketidakpastian luar biasa dan meningkatnya ketidakpercayaan pada bank-bank besar yang mengendalikan sistem keuangan terpusat yang telah menyebabkan begitu banyak kekacauan, mata uang digital yang dibangun di atas desentralisasi muncul sebagai solusi yang sempurna. Mata uang digital dengan sistem yang terdesentralisasi bersifat independen dan berbeda dari perbankan institusional. 

Singkatnya, bank tidak lagi memegang kekuasaan dan otoritas dengan bentuk mata uang baru ini. Mata uang digital menggunakan buku besar terdistribusi dan teknologi blockchain, di mana konsensus setiap anggota di blockchain memverifikasi setiap transaksi. Selain itu, aset tersebut bukanlah aset fisik, melainkan aset digital.

Secara teori, ini adalah ide yang bagus. Namun, apakah gagasan itu akan berhasil? Setelah menerima Bitcoin pertama dari Nakamoto, Hal Finney langsung mengatakan bahwa, “Masalah pertama yang muncul dari mata uang baru adalah bagaimana cara menghargainya. Bahkan jika mengabaikan masalah praktis bahwa hampir tidak ada yang akan menerimanya secara virtual di awal, ada kesulitan dalam mengajukan argumen yang masuk akal untuk mendukung nilai non-nol tertentu bagi koin tersebut.” 

Tentu saja, ada juga masalah terkait bagaimana koin itu bisa digunakan di kehidupan nyata.

Adopsi dan Kenaikan Nilai

Salah satu momen penting bagi Bitcoin adalah transaksi pertama di mana mata uang tersebut digunakan untuk membeli item dunia nyata, yaitu 10.000 BTC untuk pizza senilai $41 yang dilakukan oleh Laszlo Hanyecz di tahun 2010. Hingga saat ini, hari tersebut diperingati setiap tahun sebagai Hari Pizza Bitcoin, atau momen penting yang mengisyaratkan kepada dunia bahwa Bitcoin benar-benar dapat digunakan dalam kehidupan nyata. 

Selanjutnya, popularitas dan nilai Bitcoin melonjak. Hampir tidak ada nilainya hingga awal tahun 2010, Bitcoin mencapai paritas dengan dolar Amerika Serikat pada bulan Februari 2011, dan kita semua tahu bagaimana harganya meroket sejak saat itu. Memang betul bahwa sebagian besar dilihat dari harganya. Namun bagaimana dengan penggunaannya, sepanjang sejarahnya dan hingga saat ini, untuk transaksi aktual di dunia nyata?

Artikel yang dibuat oleh BBC ini(yaitu bagian “Bitcoin for Dummies”) berisi kalimat yang sangat menarik: “Bitcoin sangat berharga karena orang bersedia menukarnya dengan barang serta layanan nyata, dan bahkan uang tunai.” Tentunya, terkadang harga Bitcoin sangat fluktuatif, seperti kenaikannya hingga hampir $20.000 di akhir tahun 2017 dan penurunannya yang baru-baru ini terjadi selama musim dingin kripto tahun 2022. Namun di akhir tahun 2020 dan awal 2021, harga Bitcoin melonjak dengan sangat drastis.

Selama tahun 2021, Bitcoin mencapai beberapa harga tertingginya, membentuk pola harga double-top pada bulan April dan November dengan harga lebih dari $60.000. Namun, tahun 2022 terbukti menjadi tahun yang sulit bagi Bitcoin dan altcoin lainnya karena pasar bear yang melanda. Dalam lima bulan pertama tahun 2022, nilai Bitcoin turun hingga di atas 50% dari nilai tertingginya pada tahun 2021, yakni hingga mencapai $28.913 pada 12 Mei, menyusul jatuhnya Luna atau koin asli Terra setelah depegging UST (hilangnya pasak UST). Kemudian di tahun yang sama, Bitcoin kembali mengalami penurunan harga yang dipicu oleh keruntuhan FTX dan meningkatnya ancaman regulasi di pasar kripto.

Di awal tahun 2023, situasi mulai kembali pulih dan harga BTC sempat mencapai $30.000 sebelum gagal menembus level resistansi tersebut.

Kasus Penggunaan Bitcoin

Pada hari-hari awalnya, penggunaan Bitcoin masih sangat terbatas karena para skeptis menyatakan keraguan atas kelayakan jangka panjangnya sebagai mata uang. Namun seiring bertumbuhnya legitimasi Bitcoin, jumlah merchant/pedagang yang menerimanya sebagai pembayaran juga turut meningkat. Pada tahun 2011, BitPay, atau penyedia layanan pembayaran yang memungkinkan merchant/pedagang untuk menerima Bitcoin didirikan. 

Namun tidak dapat dimungkiri, pada tahun-tahun awalnya, Bitcoin dikenal akan berbagai aktivitas terlarang, seperti pencucian uang dan transaksi di pasar dark web (web gelap), atau Jalur Sutra. Tentunya, hal ini menodai persepsi publik dan reputasi Bitcoin. 

Untungnya, karena terus meroket dalam beberapa tahun terakhir, Bitcoin berhasil melepaskan diri dari asosiasi negatif tersebut dan mencapai penerimaan yang lebih luas oleh merchant/pedagang yang sah.

Penggunaan Bitcoin

Per tahun 2023, beberapa perusahaan besar yang menerima Bitcoin di antaranya adalah Tesla, PayPal, Microsoft, KFC, Subway, Shopify, dan Home Depot. Selain itu, ada peningkatan jumlah investor institusional dan whale (paus) kripto yang terjun ke Bitcoin. Bitcoin juga makin dipandang sebagai penyimpan nilai, dan turut dibuktikan dengan banyaknya investor besar yang bergabung pada awal tahun 2021. 

Alhasil, tekanan beli yang belum pernah terjadi sebelumnya telah menyebabkan harga Bitcoin naik. Pada bulan Maret 2021, Cointelegraph mengatakan bahwa “Setiap bulannya, institusi membeli lebih banyak Bitcoin daripada yang ditambang, dan jumlahnya tidak cukup untuk semua orang.” Seiring meningkatnya jumlah investor, jumlah Bitcoin yang tersedia menjadi makin langka, khususnya dengan halving Bitcoin berikutnya yang diperkirakan terjadi pada bulan April 2024. 

Masa Depan Bitcoin

Meski masa depan Bitcoin terlihat menjanjikan, nasib akhirnya sebagai mata uang dapat bergantung pada beberapa faktor. Pertama-tama, reputasi kripto sebagai mata uang yang volatil/fluktuatif harus dihilangkan agar adopsi arus utama dapat terwujud. Faktanya, merchant/pedagang akan selalu enggan menerima kripto sebagai alat pembayaran jika ada kemungkinan besar bahwa nilainya akan turun. Atau, orang-orang yang optimis dengan harga Bitcoin tidak akan mau menukarkannya untuk item sehari-hari, dan justru akan mempertahankannya. 

Kepastian Regulasi

Mengingat bahwa Bitcoin bersifat terdesentralisasi, gagasan regulasi mungkin tampak bertentangan dengan apa itu Bitcoin. Namun faktanya, kepastian regulasi sangat penting bagi adopsi massal Bitcoin. Sementara beberapa negara, seperti Korea Selatan dan Jepang, telah memberikan pedoman yang jelas untuk regulasi Bitcoin dan mata uang kripto lainnya, ada banyak negara di dunia yang masih tertinggal. 

Di banyak negara, status hukum Bitcoin masih buram. Seiring meningkatnya jumlah pemerintah yang memperkenalkan kerangka peraturan di tahun-tahun mendatang, Bitcoin akan mendapatkan lebih banyak legitimasi sebagai aset arus utama.

Selain itu, sifat anonim dari transaksi kripto telah menjadi tantangan besar terhadap adopsi mata uang digital, karena hal ini berkaitan masalah keselamatan dan keamanan. Namun, penambahan protokol Know Your Customer (KYC) pada bursa kripto utama — seperti Bybit — telah membantu meningkatkan kepastian regulasi, sehingga membuat platform semacam itu menjadi lebih aman bagi investor.

Keramahan Pengguna

Meski membeli barang dengan mata uang fiat sangatlah mudah, hal yang sama tidak berlaku untuk pembayaran dengan Bitcoin. Terlepas dari pembayaran kartu yang merajalela, penurunan penggunaan uang tunai, dan efisiensi yang ditawarkan oleh aplikasi seperti ApplePay (serta WeChatPay dan Alipay di Tiongkok), pengalaman menggunakan Bitcoin untuk transaksi tetap menantang bagi sebagian besar individu.

Saat ini, kompleksitas yang dijumpai ketika memahami konsep-konsep seperti dompet panas dan dingin, serta kunci publik dan pribadi, masih menjadi penghalang yang signifikan bagi kebanyakan orang. Dengan kata lain, industri kripto harus menemukan cara untuk membuat pembelian dengan Bitcoin menjadi lebih mudah dipahami.

Salah satu cara mewujudkannya yaitu melalui peningkatan keterlibatan pihak ketiga untuk mengekspos Bitcoin ke audiens arus utama yang lebih luas melalui platform mereka. Misalnya, PayPal berencana untuk memperkenalkan penjualan mata uang kripto kepada 325 juta penggunanya. Tentunya, gateway pembayaran semacam itu bisa memainkan peran yang signifikan dalam adopsi massal Bitcoin dan mata uang kripto lainnya.

Visa dan Mastercard juga telah mengumumkan upaya untuk terlibat dalam pembayaran Bitcoin dan mata uang kripto, sekaligus menjadi pertanda nyata bahwa penyedia pembayaran sudah mulai membuka diri. 

Trilema Blockchain: Skalabilitas 

Skalabilitas adalah masalah yang sedang dihadapi oleh Bitcoin. Sementara blok baru pada rantainya dapat mengakomodasi sekitar 2.700 transaksi (dengan penambahan satu blok setiap 10 menit), Visa dapat mengakomodasi 2.000 transaksi per detik (TPS). Oleh karena itu, agar bisa menjadi lebih kompetitif, jaringan Bitcoin perlu melakukan perubahan untuk meningkatkan skalabilitasnya. Masalah ini dikenal sebagai trilema blockchain, dan beberapa solusi telah diajukan untuk mengatasinya, salah satunya adalah SegWit. 

Soft fork SegWit meningkatkan kemampuan untuk memproses transaksi di jaringan dengan memisahkan tanda tangan digital dari data transaksi. Harapannya, bersama dengan solusi lain seperti Lightning Network, SegWit pada akhirnya memungkinkan pemrosesan jutaan transaksi per detik di jaringan Bitcoin. Sejak mulai diterapkan pada bulan Agustus 2017, penggunaannya terus mengalami peningkatan.

Penggunaan SegWit di jaringan Bitcoin. Sumber: Blockchair

Emas Digital

Beberapa pengamat di industri kripto dan lainnya mengeklaim bahwa Bitcoin adalah emas digital. Namun apakah itu benar? Faktanya, Bitcoin dan emas sama-sama memiliki pasokan yang terbatas dan dapat digunakan sebagai alat tukar. Namun, masih menjadi perdebatan apakah keduanya dapat berfungsi sebagai penyimpan nilai. 

Secara historis, emas telah menjadi penyimpan nilai yang dapat dipercaya dan dianggap sebagai aset yang aman karena nilainya tidak fluktuatif. Akan tetapi, hal itu tidak berlaku bagi Bitcoin, yang masih menyandang status sebagai aset spekulatif. Namun, kesamaannya dengan emas telah membuat beberapa analis industri berspekulasi bahwa pada akhirnya Bitcoin akan mencapai status tersebut.

Prediksi Harga Bitcoin

Per tanggal 12 Juni 2023, Bitcoin diperdagangkan di sekitar $25.790 dengan kapitalisasi pasar sebesar $500 miliar. Harga tersebut adalah 62% lebih rendah dari harga tertingginya (ATH) sebesar $69.044 pada November 2021, dan 37.000% di atas harga rendahnya sebesar $67,81 pada Juli 2013. 

Selama bertahun-tahun, ada spekulasi luas tentang harga Bitcoin di masa depan, dan sejumlah penganut kripto telah membuat prediksi yang sangat optimis.

Menurut analis harga di Bitnation, harga Bitcoin bisa mencapai maksimal $98.090 pada tahun 2025, dan naik menjadi $227.155 pada tahun 2030. Selain itu, para ahli di PricePrediction juga sangat optimis tentang meroketnya harga Bitcoin yang diprediksi akan mencapai $77.030 pada tahun 2025, dan melonjak menjadi $496.845 pada tahun 2030. 

Jadi, berapa nilai $100 Bitcoin pada tahun 2030? Jika prediksi harga Bitcoin sebesar $1 juta pada tahun 2030 yang dibuat oleh CEO ARK Invest Cathie Wood menjadi kenyataan, dan $100 dapat digunakan untuk membeli 0,00388 BTC (berdasarkan harga saat ini, yaitu $25.790), maka investasi Anda akan bernilai $3.900, dengan keuntungan sekitar 3.800% dalam tujuh tahun. 

Grafik harga Bitcoin dari Desember 2022 hingga Juni 2023. 

Terlepas dari prospek harga Bitcoin yang bullish, hal itu tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan. Anda sangat disarankan untuk melakukan riset secara mandiri sebelum membeli Bitcoin atau mata uang kripto lainnya. 

Mata Uang Kripto Rival Potensial

Dalam hal peringkat, Bitcoin telah menjadi raja di antara mata uang kripto lainnya, dengan menduduki peringkat satu berdasarkan kapitalisasi pasar. Namun, karena berbagai tantangan, seperti biaya tinggi dan kecepatan transaksi yang lambat, kemunculan pesaing potensial turut meningkat. Berikut adalah beberapa mata uang digital yang kerap dipilih sebagai alternatif Bitcoin oleh investor.

Ethereum (ETH)

ETH, atau token asli blockchain Ethereum, telah mengalami pertumbuhan yang signifikan selama bertahun-tahun dan merupakan rival Bitcoin terpopuler di pasar mata uang kripto. Ekosistem Ethereum bekerja terus menerus dalam meningkatkan operasinya, untuk memastikan biaya gas yang rendah dan transaksi yang lebih cepat.

Salah satu titik pencapaian yang baru-baru ini berhasil diterapkan oleh Ethereum yaitu migrasi dari konsensus proof of work (PoW) ke proof of stake (PoS) (The Merge). Pencapaian penting lainnya bagi pertumbuhan Ethereum yaitu Peningkatan Shanghai pada bulan April 2023, yang memungkinkan pembatalan staking ETH dari Beacon Chain.

Terkadang, Ether menunjukkan performa yang lebih baik daripada Bitcoin, yang kemudian dianggap sebagai tanda musim altcoin (periode ketika nilai altcoin meningkat) oleh penggemar kripto. Berdasarkan peningkatan berkelanjutan Ethereum, sejumlah pengamat kripto optimis bahwa Ether dapat mengungguli Bitcoin sebagai penyimpan nilai pilihan bagi investor.

SingularityNET (AGIX)

Kecerdasan Buatan atau Artificial intelligence (AI) telah memasuki ranah teknologi blockchain.Berkaitan dengan hal itu, SingularityNET adalah salah satu platform terkemuka yang ingin menggabungkan AI dengan blockchain. Didirikan oleh Hanson Robotics, atau tim yang menghadirkan robot mirip manusia ke dunia (atau dikenal sebagai Sophia), SingularityNET memiliki potensi yang besar. Token aslinya, yaitu AGIX, terus menduduki peringkat yang tinggi di antara jajarantoken yang berfokus pada AI.

Proyek ini bertujuan untuk menciptakan pasar AI terdesentralisasi serta kecerdasan umum buatan atau artificial general intelligence (AGI) sumber terbuka. Saat narasi AI terus menguasai dunia, nilai token AGIX berpotensi meningkat drastis karena kegunaannya pada platform SingularityNET yang inovatif.

Sui (SUI)

Sebagai salah satu pendatang terbaru di pasar mata uang kripto,Sui adalah blockchain Lapisan 1 yang bertujuan untuk mengurangi latensi pelaksanaan kontrak pintar dengan mengimplementasikan platform yang cepat dan aman. Selain itu, sebagai salah satu proyek yang paling dinanti pada tahun 2023, Sui dipandang sebagai katalisator utama bagi adopsi web3 serta produk-produknya.

Dibuat oleh Mysten Labs, Sui didukung oleh tim inovator terkemuka yang sebelumnya bekerja untuk mengembangkan proyek dompet digital Meta yang kini telah dihentikan, atau dikenal sebagai Novi.

Menariknya, Sui membebaskan kreativitas para pengembang, di mana mereka tidak perlu mengkhawatirkan soal kode. Sebagai token asli blockchain Sui, SUI digunakan untuk staking dan membayar biaya gas transaksi. Dengan produk yang inovatif, ekosistem yang berkembang, dan tim hebat di belakangnya, Sui tampak memiliki masa depan yang cerah.

Mantle

Mantle adalah proyek Lapisan 2 terkemuka yang dibangun di atas arsitektur Ethereum yang aman. Proyek ini menggunakan sequencer terdesentralisasi untuk mengurangi sensor, dan teknologi optimistic rollup untuk memproses transaksi dalam batch, sehingga biayanya lebih rendah.

Ekosistem Mantle dikelola olehBitDAO, atau salah satu organisasi otonom terdesentralisasi (DAO) terpopuler di dunia. Dengan disahkannya proposal rebranding token BIT menjadi MNT, serta peluncuran mainnetnya yang diperkirakan terjadi pada kuartal kedua tahun 2023, penggunaan Mantle berpotensi meningkat drastis.

Kesimpulan

Bitcoin adalah nama terbesar dalam dunia mata uang kripto. Selama tetap demikian, Bitcoin akan selalu menjadi pemain utama (dominasi pasar Bitcoin lebih rendah dari tahun-tahun pertamanya, tetapi masih jauh lebih tinggi daripada selama bull run tahun 2017).

Namun, ada sejumlah rintangan yang harus diatasi untuk mewujudkan adopsi arus utama. Gagasan terkait penggunaannya sebagai alat untuk membayar kebutuhan sehari-hari masih dianggap membingungkan bagi sebagian besar orang. Alhasil, industri harus mencari cara agar penggunaannya menjadi lebih sederhana. 

Kemudian, keterlibatan pihak ketiga, seperti penyelarasan dengan PayPal, bisa menjadi jawaban atas persoalan yang ada. Selain itu, masalah skalabilitas juga menjadi sesuatu yang perlu diatasi.

Oleh karena itu, pertanyaan terkait popularitas Bitcoin yang sebenarnya hanya dapat dijawab oleh waktu. Meski akan ada sejumlah tantangan, prospeknya tetap terlihat bagus. Ada banyak hal menarik untuk dinanti ke depannya, ke mana pun angin kripto membawa kita.Â